bulat.co.id -
JAKARTA | Kementerian Komunikasi dan
Informatika (
Kemenkominfo)
masih menelusuri dugaan
kebocoran 34,9 juta data
pasporWarga Negara
Indonesia (WNI).
Kemenkominfo
memastikan telah memblokir akses untuk mengunduh sampel data yang diduga bocor
tersebut.
"Masih kita
telusuri. Kita masih menelusuri apakah data yang beredar adalah betul data-data
terkait paspor," ungkap Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik
Kemenkominfo, Usman Kansong, Jumat (7/7/23).
Baca Juga :Buktikan Cinta, Rendy Kjaernett Bikin Tato Wajah Syahnaz Sadiqah
Kasus dugaan
kebocoran data paspor ini pertama kali muncul pada Rau (5/7/23). Sebanyak
34.900.867 data paspor berhasil dikuasai olehhackerBjorka. Bahkan Bjorka menjual data tersebut dengan
harga US$ 10.000 atau sekitar Rp 150 juta.
Usman
menyampaikan, Kemenkominfo juga sedang menelusuri tahun terbit data paspor yang
diduga bocor tersebut. Jika memang ditemukan adanya kebocoran data,
Kemenkominfo akan menelusuri penyebab dari kebocoran data agar dapat melakukan
antisipasi pencegahan di kemudian hari.
"Sementara
sampai di situ dulu hal-hal yang kita telusuri," ujar Usman.
Baca Juga :Perusahaan Sawit Raksasa PT Musim Mas Ditetap Tersangka, Kerugian Negara Capai Rp 6,47 Triliun
Sementara
itu dari hasil investigasi yang dilakukan perusahaan keamanan siber Vaksincom
terhadap 1 juta sampel yang dibagikan Bjorka, data yang bocor tersebut memang
mengandung informasi yang hanya dimiliki oleh Ditjen Imigrasi, seperti nomor
paspor dan National Identiti Kartu Identitas Masyarakat (NIKIM).
Hal ini
mengonfirmasi bahwa data tersebut memang milik Imigrasi. Namun dikatakan
Alfons, dari 1 juta data sampel yang dibagikan, tidak semuanya valid.
"Dari sampel
data yang diberikan sekitar 1 juta, masih banyak juga yang tidak valid karena
mengandung data pemegang paspor yangberumur lebih dar 100 tahun," kata
pakar keamanan siber dari Vaksincom, Alfons Tanujaya.
Baca Juga :Pusaran Transaksi Rp 300 Miliar AKBP Tri Suhartanto, Nama Pimpinan KPK Mencuat
NIKIM
sendiri adalah identitas digital yang akan digunakan untuk pengamanan paspor
elektronik pada masa depan. NIKIM akan memuat data pribadi seperti nama,
alamat, dan nomor identitas seperti halnya KTP.
"NIKIM ini
kemungkinan sepertichipyang
terkandung pada e-KTP. Pada paspor ada chip yang memiliki informasi yang bisa
dibaca dengan pembaca khusus. Ini untuk identifikasi paspor palsu," jelasnya.
Baca Juga :Penyalur 2 PMI Ilegal Asal NTB Ditangkap di Batam
Alfons
mendorong agar dugaan kebocoran data paspor ini diinvestigasi hingga tuntas.
Jika ada metode pengelolaan data yang kurang baik dan tidak sesuai standar,
segera diperbaiki. Pasalnya kasus kebocoran data bisa berdampak buruk pada
sektor pariwisata lantaran Ditjen Imigrasi juga mengelola data wisatawan
mancanegara (wisman).
"Andaikan
memang pengelolaan data di Imigrasi kurang baik, misalnya siapapun bisa
mengakses database, ini harus segera dibenahi. Sebab Imigrasi tidak hanya
mengelola data orang Indonesia, tetapi juga mengelola data orang asing," kata
Alfons.
Kemenkominfo Minta Tingkatkan Keamanan Data Pribadi
Kementerian
Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengingatkan pentingnya menjaga
keamanan data pribadi sesuai ketentuan perlindungan data pribadi yang berlaku.
Hal ini disampaikan menyusul adanya dugaan kebocoran 34 juta datapasporIndonesia
karena ulahhackerBjorka.
"Kemenkominfo
meminta agar seluruh penyedia platform digital dan pengelola data pribadi makin
meningkatkan keamanan data pribadi pengguna sesuai ketentuan perlindungan data
pribadi yang berlaku, serta memastikan keamanan sistem elektronik yang
dioperasikan," kata Direktur Jenderal Aplikasi Informatika KKemenkominfo,
Semuel A. Pangerapan dalam keterangan resminya, Rabu (5/7/23) kemarin.
Baca Juga :Kontraktor Akui Salah Paham dan Minta Maaf Telah Memfitnah Gubsu
Sebelumnya
diberitakan, hampir 35 juta data paspor penduduk Indonesia atau tepatnya
34.900.867 berhasil dikuasai Bjorka. Bahkan Bjorka menjual data tersebut dengan
harga US$ 10.000 atau sekitar Rp 150 juta. Informasi ini pertama kali diungkap
oleh pakar keamanan siber, Teguh Aprianto.
"Buat yang udah pada punya paspor, selamat
karena 34 juta data paspor baru aja dibocorkan & diperjualbelikan,"
tulis Teguh dalam akun Twitter@secgron,
Rabu (5/7/23).
Baca Juga :Warga Binjai Dirampok, Kerugian Capai Rp25 Juta
Bjorka
diduga menguasai hampir 35 juta data paspor Indonesia dan menjualnya dengan
harga US$ 10.000
Data yang
dipastikan bocor ini di antaranya nomor paspor, tanggal berlaku paspor, nama
lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, dan lain-lain.
Informasi
data paspor yang bocor ini juga sudah
diunggah oleh Bjorka. Dia memasang harga US$ 10.000 atau sekitar Rp 150 juta
untuk 34,9 juta
data paspor yang berhasil dikuasai tersebut.
Bjorka juga
memberikan sampel sebanyak 1 juta data untuk yang tertarik membeli.