DPRD Minta Tambah Jadwal Feri Ke Lembata Pasca Dirjen Perhubungan Serahkan Pelabuhan

- Kamis, 03 November 2022 18:23 WIB
DPRD Minta Tambah Jadwal Feri Ke Lembata Pasca Dirjen Perhubungan Serahkan Pelabuhan
Hasan Baha, anggota DPRD Lembata ketika diwawancara wartawan terkait penambahan jadwal Kapal Feri ke Lembata - (Foto: bulat.co.id/ted)

bulat.co.id– Pemerintah Pusat melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat telah menyerahkan pengelolaan Pelabuhan Feri Waijarang kepada Pemerintah Kabupaten Lembata pada Senin, (22/8/2022) yang lalu.

Meski demikian, pengelolaan pelabuhan ini tidak berdampak optimal terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lembata, jika pihak Angkutan Sungai Danau dan Perairan (ASDP) Kupang tidak menambah jadwal pelayaran dari dan ke Lembata.

Hal ini dikatakan anggota DPRD Kabupaten Lembata Hasan Baha kepada wartawan di ruang kerjanya pada Rabu, (2/11/2022). Ia menuturkan, selain menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Lembata, pengelolaan pelabuhan ini juga harus memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang signifikan kepada masyarakat Kabupaten Lembata.

"Ini penting kalau kita menginginkan pertumbuhan ekonomi di kawasan ini meningkat, maka jalan satu-satunya membuka isolasi wilayah dengan menambah sektor jasa transportasi dan jadwal pelayaran feri," ungkap anggota Fraksi PAN DPRD Kabupaten Lembata ini.

Penambahan jadwal pelayaran yang dimaksudkan Hasan yakni rute Kupang-Lewoleba PP dari yang sebelumnya satu kali dalam seminggu menjadi empat kali dalam seminggu.

Sementara itu pelayaran lintasan Lewoleba-Deri (Adonara)-Kalabahi (Alor) ditambah menjadi dua kali dalam semingu dari sebelumnya satu kali dalam seminggu.

Sebelumnya pihak ASDP Kupang telah mengurangi jadwal rute pelayaran Kupang-Lewoleba dari dua kali dalam seminggu menjadi satu kali dalam seminggu.

Selain penumpang yang kesulitan, kondisi jadwal pelayaran yang sangat minim dari dan ke Kabupaten Lembata ini juga menyebabkan para pengusaha antar kabupaten merugi.

Sebut saja pengusaha ikan. Puluhan ton ikan dari Kabupaten Lembata terpaksa harus dikirim ke Kupang melalui pelabuhan Feri Waibalun, Kabupaten Flores Timur dengan biaya pengiriman yang lebih tinggi, lantaran jadwal penyeberangan Kupang-Lewoleba PP hanya sekali dalam seminggu.

"Tidak hanya itu, kalau semakin banyak pelabuhan ini dikunjungi maka akan ada multiplayer efek buat wilayah di sekitar minimal Waijarang. Para pedagang makanan dan minuman di wilayah itu pasti akan hidup," ucapnya.

"Terus kemudian efek lainnya juga adalah bisa mendongkrak PAD Lembata dari tiket keluar masuk pelabuhan," lanjutnya.

Menurutnya, PAD Lembata yang sangat kecil yakni Rp 38 Miliar pada tahun 2021, harus dioptimalkan dengan memanfaatkan semua sektor pelayanan publik yang menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten Lembata.

Bahkan sebutnya, semua persoalan yang diangkat ini telah disampaikan ke Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan saat penyerahan Pelabuhan Feri Waijarang.

(ted)

Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru