bulat.co.id -MADINA | Sudah satu tahun terakhir irigasi yang membentang dari Jalan Lintas
Timur hingga ke Jalan Irigasi, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) dilaporkan tak dialiri
air.
Kondisi ini membuat petani
di berbagai desa di Kecamatan Panyabungan, Madina, mengeluhkan irigasi untuk
mengairi sawah mereka.
Baca Juga :
Irigasi kering itu membuat petani sengsara hingga tidak bisa menanam
padi. "Sudah satu tahun
irigasi ini mati, sejak bulan enam (Juni) tahun
lalu," kata salah satu petani, Ismail kepada, Selasa (25/7/2023).
Irigasi tersebut membentang dari Jalan Lintas Timur hingga ke Jalan Irigasi ini
memiliki panjang hingga belasan kilometer. Akibatnya, ratusan hektar sawah yang
biasanya dialiri air dari
irigasi tersebut tidak bisa lagi ditanami padi.
"Ratusan hektar juga sawah yang terdampak karena matinya irigasi ini,
soalnya kan ada beberapa desa yang dilewati," ucapnya.
Ismail menjelaskan, bertani merupakan pekerjaan utama warga di wilayah itu.
Warga biasanya menanam padi dan sesekali menggantinya dengan kolam ikan.
Baca Juga :
"Masalahnya, masyarakat sini kan pekerjaan utamanya bertani, kalau tidak
ada air seperti ini sangat membuat masyarakat sengsara," jelasnya.
Syaiful, warga lainya, menyebutkan warga saat ini mengubah pola pertanian
menjadi palawija. Meskipun demikian, keberadaan air tersebut sangat penting
bagi petani di sana.
"Ya masyarakat jadinya berladang bukan padi lagi, ada yang menanam timun,
ubi, kacang, tapi memang air ini penting," sebutnya.
Berdasarkan informasi yang beredar, irigasi mati karena terputusnya aliran di
dekat Jalan Lintas Timur. Dia berharap pemerintah memberikan perhatian dan
segera memperbaiki irigasi yang sudah mati setahun belakangan ini.
"Katanya sih ada yang terputus di dekat Lintas Timur sana, kami sebenarnya
berharap agar pemerintah segera memperbaiki irigasi ini, kasihan petani,"
tutupnya. (dhan/dtk)