bulat.co.id - Kreativitas bisa memunculkan gaya hidup yang berkelanjutan hingga menciptakan peluang usaha.
Letak sekolah SMP St Pius X Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur yang berada di dataran rendah, menjadi area tumpukan sampah plastik yang terbawa banjir di musim penghujan.
Sampah plastik yang terus menggunung itu ternyata menjadi berkah bagi guru dan siswa setempat. Para siswa dan guru di SMP St. Pius X Lewoleba pun menyulap sampah menjadi sofa cantik.
Ratusan bentuk sofa cantik telah diproduksi kemudian dijual oleh para siswa SMP tersebut. Hasil penjualan sofa itu untuk memenuhi kebutuhan siswa sendiri.
Kreativitas para siswa SMP ini muncul berkat pemberlakuan kurikulum merdeka belajar.
"Kurikulum merdeka belajar yang mulai diterapkan di sekolah-sekolah memunculkan ide kreatif guna menjawab persoalan di lingkungan sekitar dan diharapkan menjadi gaya hidup berkelanjutan bagi para siswa," kata Guru IPS di SMP St Pius X Lewoleba, Maksimiliana Wua Lolong, Jumat (4/11/2022).
Dia menjelaskan, dalam kurikulum merdeka belajar, para siswa dan guru setempat memilih menyulap sampah menjadi sofa cantik dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
"Ini merupakan pembelajaran lintas disiplin ilmu dalam mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitar," ungkapnya.
Mila, demikian nama panggilan ibu Guru itu, mengatakan tahun ini sekolahnya memilih tema gaya hidup berkelanjutan dengan beberapa projek yang dibagi per kelas. Salah satunya adalah pembuatan sofa dari sampah.
"Hal ini bertujuan untuk mengurangi sampah plastik yang ada di lingkungan sekolah. Kreativitas seperti ini pula diharapkan dapat menjadi gaya hidup bagi para siswa untuk pegangan di kemudian hari," tukas Mila.
Ibu guru Mata Pelajaran IPS ini bersama Guru Pendidikan Pancasila Marselinus Lagadoni Puhun mendampingi para siswa kelas 7 SMP St. Pius X Lewoleba membuat sofa cantik dari bahan sampah plastik.
"Kami berharap di usia anak-anak yang masih sangat muda ini, mulai tumbuh jiwa kewirausahaan. Mereka diharap mengasah kreativitas menghadapi perkembangan zaman, sekaligus mengubah sampah menjadi barang berguna," tandasnya.
(ted)