bulat.co.id - Terkait adanya pengerjaan proyek pembangunan dalam bentuk rehabilitasi di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Kecamatan Pegajahan, Pondok Tengah Desa Bingkat, Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumatera Utara (Sumut) diduga tidak sesuai spesifikasi.
Adanya dugaan pembangunan sekolah yang menggunakan alokasi anggaran dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tidak menggunakan bahan-bahan yang berstandar SNI. Diantaranya, baja ringan yang menjadi rabung dudukan seng, menggunakan bahan bekas dari bangunan yang lama dan tanpa logo SNI.
Hasil pantauan wartawan, terdapat lima plang proyek yang terpampang di sekolah tersebut yakni, CV Mawar Melati pengerjaan ruang perpustakaan senilai Rp 287.920.000, dan ruang TU Rp 285.400.000.
Kemudian terdapat plank CV Athalia Sinergi pengerjaan ruang kelas senilai Rp 254.700.000 dan ruang guru Rp 270.040.000, serta CV Titian Berkah pengerjaan laboratorium IPA senilai Rp 271.860.000. Dengan total anggaran sebesar Rp 1.369.920.000.-
Saat dikonfirmasi sejumlah awak media di ruang kerjanya pada Selasa (19/07/2022), Kepala Sekolah SMPN 2 Pegajahan, Suriadi mengaku tidak mengetahui mengenai bahan-bahan yang digunakan, karena hal tersebut telah diserahkan kepada pihak ketiga yaitu perusahaan yang menjadi pemenang tender.
"Kami hanya penerima manfaat, tidak tahu bagaimana pembangunannya, termasuk pengadaan mobilernya juga kami tidak tahu. Saya hanya berpedoman kepada satu surat pemberitahuan kerja dari pak Saiful perusahaan CV Mawar Melati saja nya sebagai pemenang tender. Kalau lainnya saya tidak tahu," ucap Suriadi.
Selain itu, saat disinggung mengenai total anggaran pada proyek. Suriadi juga mengaku tidak mengetahui total anggaran pengerjaan pembangunan sekolah tersebut. Namun ada 8 ruangan yang direhabilitasi beserta perabotannya.
"Ada 8 ruangan yang direhabilitasi yakni ruang kepala sekolah, jamban, tata usaha, perpustakaan, laboratorium, dua ruang kelas dan ruang guru. Tapi jenis perabotnya apa saya tidak paham," ungkap Suriadi.
Dia juga mengaku tidak mengetahui bahan-bahan yang digunakan untuk merehab sekolah yang dipimpinnya. "Untuk bahan-bahan kita juga tidak mengetahui, jadi kita tidak kewenangan disini, karena saya kan punya pimpinan," tandasnya.
(and)