bulat.co.id - Buku bersampul merah tahun 2023 yang berisi kritik Soesilo Bambang Yudhoyono
SBY pada
Jokowi kembali mencuat usai Agus Harimurti Yudhoyono (
AHY) dilantik menjadi Menteri ATR/BPN mulai hari ini.
Pelantikan
AHY, putra sulung
SBY ini mengakhiri sikap oposisi Demokrat pada
Jokowi selama 9 tahun.
Ya, partai Demokrat selama ini kerap memberikan kritik pedas kepada pemerintahan
Jokowi. Sikap Demokrat berubah setelah Anies Baswedan tak mengajak
AHY jadi cawapres.
Ayah
AHY, presiden ke-6
SBY bahkan sempat merilis buku dengan cover merah dengan judul 'Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden
Jokowi'. Buku yang terbit sekitar Juni 2024 itu kemudian jadi gunjingan publik.
Salah satu penggiat sosial media, Jhon Sitorus lewat akun twitter mengingatkan kembali memori orang-orang tentang buku tersebut.
Ia pun menyarankan agar buku tersebut baiknya ditarik dari peredaran.
"Belum setahun buku ini terbit, sepertinya peredarannya harus segera ditarik secara massif," kicau Jhon.
"Berbahaya untuk kesehatan mental
AHY nantinya. Lucu sekali tontonan politik ini," tambahnya.
Memang mengapa buku merah
SBY itu harus ditarik? Apa saja isinya?
Pada 26 Juni 2023, Presiden ke-6
SBY merilis buku dengan judul Pilpres 2024 dan Cawe-cawe Presiden
Jokowi. Buku ini dirilis di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta.
Kala itu, Herzaky Mahendra Putra sebagai jubir Partai Demokrat mengatakan bahwa buku tersebut untuk menambah wawasan para kader Demokrat untuk memahami situasi di Pemilu 2024.
"Tulisan ini dimaksudkan untuk memperluas wawasan dan memperdalam pemahaman para pimpinan dan kader Demokrat mengenai situasi Pilpres 2024 dan cawe-cawe Presiden
Jokowi," jelasnya dalam keterangan tertulis.
Isi buku dengan total 27 halaman itu ternyata berisi pemikiran serta pandangan
SBY sebagai mantan Presiden melihat polah
Jokowi di Pemilu 2024.
Poin-poin menarik buku merah
Salah satu poin menarik dari buku tersebut ialah pendapat
SBY terkait anggapan ketidaksukaan
Jokowi kepada Anies Baswedan.
SBY dalam buku itu tegas menuliskan bahwa tidak ada yang boleh melarang dan tak menyalahkan
Jokowi jika memang benar tidak suka dengan Anies Baswedan.
Di buku itu juga
SBY menyoroti sejumlah hal, pertama soal pernyataan
Jokowi bakal cawe cawe di Pilpres 2024 demi kepentingan bangsa.
Poin kedua perihal
Jokowi ingin sebenarnya Pilpres 2024 hanya mempertemukan dua pasangan calon. Lalu ada pendapat
SBY soal anggapan
Jokowi berikan dukungan untuk paslon tertentu.
Serta pandangan
SBY soal
Jokowi yang dianggap jadi pihak penentu siapa capres-cawapres yang harus diusung oleh sejumlah parpol.