Namun diketahui, supermoon bulan ini tidak akan sebesar bulan Agustus lalu. Meskipun begitu, ukuran supermoon kali ini masih masuk dalam rata-rata berukuran besar dibandingkan Bulan yang normal.
"Perbedaan antara bulan purnama kali ini dengan bulan Agustus hanya 4.370 kilometer, sehingga akan sangat dekat jaraknya untuk bulan purnama ini," jelas Noah Petro, ilmuwan proyek Lunar Reconnaissance Orbiter NASA kepada Insider.
Baca Juga :Anak-anak di Rusia Dilatih Gunakan Senjata
Meskipun supermoon bulan September 2023 tidak akan sedekat dan seterang supermoon di bulan Agustus, namun supermoon ini mungkin akan tampak lebih berwarna kuning tua, oranye, atau merah.
Bulan akan terlihat berubah warna saat terbit, terbenam, atau saat gerhana Bulan saja. Hal itu juga sama halnya ketika melihat Matahari terbit atau terbenam yang mengeluarkan cahaya merah.
"Atmosfer Bumi menyebarkan cahaya kecuali warna merah atau oranye," jelas Patrick.
Selain itu, tingkat kecerahan Bulan juga dipengaruhi oleh faktor kondisi atmosfer, seperti awan, asap, atau debu yang dapat merubah warnanya.
Adapun waktu terbaik untuk melihat supermoon September yang besar ini adalah ketika Bulan memasuki waktu terbitnya. Sebab, ketika terbit, objek di bagian latar depan seperti pohon atau batu akan memberi kesan skala dan membuat Bulan tampak lebih besar serta menakjubkan.
Sehingga waktu yang tepat untuk melihat fenomena supermoon pada bulan panen tahun ini adalah saat menjelang Bulan terbit, yaitu sekitar pukul 7 malam waktu setempat.
Menurut NASA, pada tanggal 29 September, Matahari akan terbit pukul 07.02 waktu California dan terbenam pada pukul 18.54 dengan senja yang berakhir pada pukul 19.52.
Sementara di Indonesia, fenomena ini mulai muncul pada 29 September pukul 16.57 WIB. (dhan/dtk)