bulat.co.id -
Deklarasi komunitas Guru Besar dan Dosen
ITB Peduli Demokrasi Berintegritas ternoda dengan video masturbasi.
Deklarasi "Mencegah Kemunduran Demokrasi" itu ditayanhkan secara zoom dan live di media sosial pada pada Senin (5/2).
Nah, dari sekitar 100 peserta Zoom—yang bisa merupakan siapa saja—terdapat salah satu peserta di Zoom menodai acara deklarasi dengan melakukan dan menayangkan video masturbasi.
Kendati tidak tersiarkan secara live, namun keberadaan video masturbasi itu terlihat oleh mereka yang ada di Zoom dan terlihat di ruangan aula
ITB.
Guru Besar Sekolah Farmasi
ITB, Daryono Hadi Tjahjono, mencurigai pelaku sebagai pihak yang kurang senang dengan deklarasi.
"Mungkin ada pihak-pihak tertentu yang kurang senang dengan apa yang kami lakukan ini, kami memaklumi mudah-mudahan beliau atau siapa pun yang membuat ini segera disadarkan dan diampuni dosa-dosanya," kata Daryono, Senin (5/2).
Admin Zoom pihak
ITB diduga memang tidak sadar ada satu peserta yang nakal.
"Ya mungkin itu kelengahan dari kami, jadi kami juga mohon maaf kepada para pemirsa," kata Daryono.
Sejauh ini, menurut Daryono,
Deklarasi ITB tidak ada tekanan.
"Memang prosesnya cukup panjang karena kita ingin proses ini berjalan dengan demokratis," ujarnya.
"Perbedaan-perbedaan pendapat antara yang satu dengan yang lain pasti ada. Kami sangat menghargai perbedaan pendapat," kata Daryono.
Lantas, apakah peserta yang nakal itu akan diproses hukum?
"Kami akan diskusikan dengan teman-teman," ujar Daryono.
Deklarasi ITB
Berikut adalah isi lengkap
Deklarasi ITB:
Mendukung pilpres yang jujur, adil, dan damai, serta menjunjung hak asasi setiap pemilih.
Mendukung pemimpin sebagai negarawan serta menjadi teladan dalam menegakkan aturan hukum dan etika publik untuk membangun demokrasi yang berkualitas.
Mendukung pemimpin dan pihak-pihak yang terlibat untuk mencapai tujuan mewujudkan negara republik Indonesia sebagai negara hukum, yang menjunjung tinggi asas-asas ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan.
Mendukung pemimpin dan pihak-pihak yang terlibat untuk menjunjung sikap netral dan non-partisan dalam proses demokrasi, yang berada di atas semua kelompok dan golongan.
Mendorong para pemimpin bangsa untuk berperan sebagai penengah dalam masyarakat yang terpolarisasi saat ini, dengan mengayomi semua kelompok dan golongan yang berbeda, untuk menghindari keterbelahan masyarakat yang mengancam kesatuan bangsa.
Mendorong pemimpin dan pihak-pihak yang terlibat untuk mendahulukan kepentingan negara-bangsa yang lebih besar di atas kepentingan kelompok dalam setiap tindakannya, dengan semangat kebersamaan, kerja sama, dilandasi asas keadilan dan inklusivitas.
Mendorong pemimpin dan pihak pihak yang terlibat menjalankan sikap adil dan berpihak kepada semua dalam proses demokrasi, dengan memberikan fasilitas dan perlakuan yang sama bagi setiap kontestan pilpres, untuk menjaga pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Mendorong pemimpin dan pihak-pihak yang terlibat untuk ' mendahulukan pembangunan fondasi kepemimpinan bangsa yang kuat secara terstruktur dan sistematis untuk mempersiapkan pemimpin masa depan, yang memiliki integritas, rasa keadilan, prestasi, serta kinerja tinggi, untuk membawa kepada kemajuan bangsa.
Mendorong pemimpin meningkatkan kualitas institusi pendidikan dan sumber dayanya dengan memanfaatkan kekayaan sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan dengan prioritas menggunakan sumberdaya dan teknologi dalam negeri.
Deklarasi ITB itu dibacakan Nedina Sari, dosen FSRD
ITB.
Rektor
ITB Reini D. Wirahadikusuma disebut telah mempersilakan kegiatan komunitas ini, pembacaan deklarasi ini, bahkan dengan menggunakan fasilitas
ITB.