bulat.co.id -
JAKARTA | Ratusan
warga Palestina yang hendak melakukan shalat
Tarawih pertama di bulan suci Ramadan di
Masjid Al-Aqsa mendapat perlakuan tak menyenangkan dari Polisi
Israel. Selain membuat blokade,
polisi Israel juga menghalangi
warga memasuki
Masjid Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem Timur dan memukuli
warga.
Dilansir dari Anadolu Agency dan The Times of Israel, Selasa (12/3/24), dari keterangan saksi mata, untuk masuk ke Masjid Al-Aqsa, polisi hanya memperbolehkan perempuan dan laki-laki berusia di atas 40 tahun. Saksi mengatakan banyak warga Palestina yang datang untuk menunaikan Tarawih berkumpul di gerbang Tempat Suci, atau Haram al-Sharif.
Rekaman menunjukkan beberapa warga Palestina diserang polisi Israel dengan tongkat di pintu masuk kompleks Al-Aqsa. Polisi Israel mengklaim pihaknya berupaya untuk 'memungkinkan kebebasan beribadah di Bukit Bait Suci sekaligus memastikan keselamatan dan keamanan, sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh kepemimpinan politik'.
Ada juga foto dan video yang beredar menunjukkan sekelompok pemuda Muslim yang dihalangi masuk ke kompleks Al-Aqsa menggelar salat di gang-gang menuju kawasan itu dan di luar tembok Kota Tua. Dilansir detikNews dari Harian Haaretz juga melaporkan beberapa pemuda Palestina berhasil memasuki kompleks tersebut bersama orang tua mereka atau ketika polisi melonggarkan prosedur masuk karena adanya tekanan pada penghalang di pintu masuk.
Menurut laporan tersebut, ribuan jemaah yang berhasil masuk menggelar salat Tarawih di Masjid Al-Aqsa pada hari Minggu malam dan jumlah mereka diperkirakan akan terus melonjak dalam beberapa hari mendatang hingga mencapai puluhan ribu pada hari Jumat.
Stasiun televisi pemerintah Israel, KAN, menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengambil tanggung jawab atas keputusan yang mengizinkan ekstremis Yahudi menyerbu kompleks Al-Aqsa selama bulan Ramadan. Netanyahu bersama dengan dinas keamanan dalam negeri Israel Shin Bet dan tentara telah menyerukan tindakan tersebut.
Namun, pemerintah Israel dalam pernyataannya pada 5 Maret mengklaim mereka tidak akan membatasi ibadah warga Palestina di Masjid Al-Aqsa selama Ramadan. Palestina telah menegaskan bahwa Yerusalem Timur adalah ibu kota masa depan negara Palestina merdeka, namun Israel berupaya mengubah identitasnya dengan melakukan Yahudisasi Yerusalem Timur, termasuk Masjid Al-Aqsa.