bulat.co.id -Dunia penerbangan kembali berduka dengan jatuhnya pesawat
Yeti Airlines di Nepal. Ada alasan khusus mengapa sering terjadi kecelakaan pesawat di sana.
Nepal mungkin menjadi momok tersendiri bagi para pilot yang terbang melewatinya. Medan yang bergunung-gunung menjadi tantangan tersendiri.
Baca Juga:Yeti Airlines Jadi Kecelakaan Paling Buruk Dalam 30 Tahun Terakhir">Jatuhnya Pesawat Yeti Airlines Jadi Kecelakaan Paling Buruk Dalam 30 Tahun Terakhir
Hal tersebut pernah diungkapkan laporan Otoritas Penerbangan Sipil
Nepal pada 2019. Mereka menyebut
Nepal memiliki topografi yang bermusuhan dan menjadi tantangan besar yang dihadapi pilot.
Nepal sendiri merupakan rumah bagi 8 dari 14 gunung tertinggi di dunia, termasuk Gunung Everest. Kondisi ini membuat pesawat sulit dinavigasi terutama saat cuaca buruk.
Kondisi semakin diperburuk karena penerbangan di sana hanya dapat dilakukan pesawat kecil yang mampu mencapai lokasi terpencil dan bergunung-gunung. Menurut laporan Otoritas Penerbangan Sipil, pesawat dengan 19 kursi akan lebih rawan mengalami kecelakaan.
Ibu kota Kathmandu adalah pusat transit utama Nepal. Dari sanalah banyak pesawat kecil berangkat.
Kemudian, bandara di Kota Lukla, di timur laut Nepal, sering disebut sebagai bandara paling berbahaya di dunia. Dikenal sebagai pintu gerbang ke Everest, landasan pacu bandara terletak di sisi tebing di antara gunung-gunung. Bagian ujungnya bahkan langsung berbatasan dengan jurang.
Risiko penerbangan di
Nepal semakin besar ketika investasi untuk perawatan pesawat tua juga kurang.
Pada tahun 2015, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), sebuah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, memprioritaskan membantu
Nepal melalui Kemitraan Bantuan Implementasi Keselamatan Penerbangannya. Dua tahun kemudian, ICAO dan
Nepal mengumumkan kemitraan untuk mengatasi masalah keamanan.
Meskipun negara ini dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan standar keselamatannya, tantangan penerbangan itu tetap ada. Hal itu dibuktikan dengan sejumlah insiden pesawat jatuh setelahnya.
Tahun lalu, tepatnya pada 22 Mei, pesawat Tara Air mengalami kecelakaan. Sebanyak 22 penumpang meninggal dunia dalam insiden itu.
Kemudian pada Maret 2018, terjadi juga kecelakaan ketika pesawat Bangla Airlines hendak mendarat di Bandara Kathmandu. Saat itu, 51 penumpang dikabarkan tewas.
Terkini, pesawat
Yeti Airlines berjenis ATR 72 jatuh dalam penerbangan dari Kathmandu menuju Pokhara. Pesawat ini membawa 72 penumpang dan tak ada yang selamat.
Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan menyebut pesawat itu sempat melakukan kontak dengan bandara Pokhara dari Seti George pada Minggu pagi, sekitar pukul 10.50 waktu setempat. "Kemudian pesawat jatuh," sebut Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan dalam pernyataannya.