Dampak ekonomi dari pandemi Covid-19, dan perang di
Ukraina telah mendorong harga pangan tidak terjangkau oleh jutaan orang di
seluruh dunia. Pada saat yang sama, tingginya harga pupuk telah menyebabkan
turunnya produksi jagung, beras, kedelai, dan gandum, kata badan tersebut. .
Baca Juga :Rusia Hancurkan Drone Ukraina di Laut Hitam
"Tantangan kolektif kita adalah meningkatkan
kemitraan multi-sektoral yang ambisius yang akan memungkinkan kita mengatasi
kelaparan dan kemiskinan secara efektif, dan mengurangi kebutuhan kemanusiaan
dalam jangka panjang," ungkap McCain dihadapan para pemimpin bisnis pada
pertemuan Dewan Keamanan PBB.
CEO Mastercard Michael Miebach mengatakan kepada DK
PBB, bantuan kemanusiaan telah lama menjadi tanggung jawab pemerintah, dan
lembaga pembangunan. Sedangkan sektor swasta dipandang sebagai sumber sumbangan
finansial untuk pasokan.
"Uang tetap penting, tetapi perusahaan bisa
menawarkan lebih banyak lagi. Sektor swasta siap mengatasi tantangan yang ada melalui
kemitraan dengan sektor publik," katanya.
Miebach menekankan, bisnis tidak dapat berhasil di
dunia yang sedang bermasalah krisis kemanusiaan. Sebuah bisnis dapat
menggunakan keahliannya, katanya, untuk memperkuat infrastruktur, menginovasi
pendekatan baru dan memberikan solusi dalam skala besar untuk meningkatkan
operasi kemanusiaan.
Jared Cohen, presiden urusan global di Goldman Sachs
mengatakan kepada DK PBB, pendapatan banyak perusahaan multinasional mampu
menyaingi PDB beberapa negara Kelompok 20 (G-20). Dia mengatakan, lima
perusahaan Amerika dan banyak perusahaan global mempunyai lebih dari 500.000
pekerja, lebih banyak dari penduduk di 20 negara anggota PBB.
Cohen mengatakan, dunia usaha juga perlu bertindak
cepat dan berinovasi secara real-time, memanfaatkan koneksi lokal, dan
memanfaatkan keahlian mereka dalam respons kemanusiaan. (dhan/bs)