bulat.co.id -RABAT
| Korban tewas akibat
gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,8 yang mengguncang
Maroko bertambah menjadi 2.122 orang dengan ribuan orang lainnya luka-luka. Di
tengah situasi kacau pascagempa, para korban selamat berjuang mencari makanan,
air dan tempat perlindungan.
Seperti dilansir Reuters, Senin (11/9/2023), upaya pencarian korban hilang
masih berlanjut di desa-desa terpencil yang terdampak gempa yang mengguncang
pada Jumat (8/9) malam waktu setempat. Gempa ini tercatat sebagai yang paling
mematikan dalam enam dekade terakhir di negara tersebut.
Baca Juga :Donggala Dilanda Gempa 6,3 M, 3.780 Jiwa Terdampak, Ratusan Warga Mengungsi
Laporan terbaru televisi pemerintah Maroko menyebut jumlah korban tewas sejauh
ini mencapai sedikitnya 2.122 orang, dengan sebanyak 2.421 orang lainnya
mengalami luka-luka. Jumlah korban tewas diperkirakan masih akan bertambah.
Banyak korban selamat yang terpaksa menghabiskan malam ketiga sejak gempa
melanda di area-area terbuka. Para petugas penyalur bantuan menghadapi
tantangan untuk menjangkau desa-desa yang terdampak parah gempa di area High
Atlas, pegunungan terjal dengan banyak permukiman terpencil yang hancur.
Otoritas Maroko mengatakan pihaknya mungkin menerima bantuan dari negara-negara
lainnya dan akan berupaya mengoordinasikannya jika diperlukan.
Di wilayah Moulay Brahim, sebuah desa berjarak 40 kilometer dari selatan
Marrakesh, warga setempat menggambarkan bagaimana mereka menggali mayat dari
reruntuhan dengan tangan kosong. Di lerang bukit yang menghadap ke desa. Warga
menguburkan seorang wanita berusia 45 tahun yang tewas bersama putranya yang
baru berusia 18 tahun.
Salah satu warga setempat, Hussein Adnaie, menyatakan keyakinannya bahwa
orang-orang di desanya masih terkubur puing-puing bangunan yang hancur.
Yassin Noumghar (36), seorang warga
lokal lainnya, mengeluhkan kurangnya pasokan air bersih, makanan dan aliran listrik.
Dia menuturkan bahwa sejauh ini dirinya hanya menerima sedikit bantuan
pemerintah.
"Kami kehilangan segalanya, kami kehilangan
seluruh rumah. Kami hanya ingin pemerintah membantu kami," ucapnya.
Baca Juga :Gempa Landa Maroko, 2.012 Orang Dikabarkan Tewas
Beberapa saat kemudian, karung-karung berisi
pasokan makanan diturunkan dari sebuah truk, yang menurut pejabat setempat
Mouhamad al-Hayyan, diorganisir oleh pemerintah dan organisasi masyarakat sipil.
Tentara-tentara Maroko turut dikerahkan untuk
membantu upaya penyelamatan, mendirikan kamp dengan tenda-tenda untuk
orang-orang yang kehilangan rumah akibat gempa. Namun dengan sebagian besar
toko rusak atau tutup, warga gempa kesulitan mendapatkan makanan dan kebutuhan
sehari-hari.
"Kami masih menunggu tenda. Kami tidak
memiliki apa-apa," tutur salah satu warga setempat, Mohammed Nejjar, yang
kini berlindung di tempat penampungan sementara yang dibangun dari
potongan-potongan kayu.
"Saya mendapatkan sedikit makanan yang ditawarkan
oleh seorang pria, tapi itu sejak gempa terjadi. Anda tidak bisa melihat satu
toko pun yang buka di sini dan orang-orang takut untuk masuk ke dalam karena
khawatir atapnya runtuh," ucapnya.
Dengan banyaknya rumah warga dibangun dari batu
bata lumpur dan kayu atau semen dan balok, struktur bangunan yang ada di Maroko
memang mudah runtuh. Gempa M 6,8 ini tercatat sebagai yang paling mematikan di
Maroko sejak tahun 1960 saat terjadi gempa dahsyat yang menewaskan sedikitnya
12.000 orang.
Maroko menetapkan masa berkabung selama tiga hari
dan Raja Mohammed VI menyerukan salat jenazah digelar di masjid-masjid di
berbagai wilayah negara itu.