Yassin Noumghar (36), seorang warga
lokal lainnya, mengeluhkan kurangnya pasokan air bersih, makanan dan aliran listrik.
Dia menuturkan bahwa sejauh ini dirinya hanya menerima sedikit bantuan
pemerintah.
"Kami kehilangan segalanya, kami kehilangan
seluruh rumah. Kami hanya ingin pemerintah membantu kami," ucapnya.
Baca Juga :Gempa Landa Maroko, 2.012 Orang Dikabarkan Tewas
Beberapa saat kemudian, karung-karung berisi
pasokan makanan diturunkan dari sebuah truk, yang menurut pejabat setempat
Mouhamad al-Hayyan, diorganisir oleh pemerintah dan organisasi masyarakat sipil.
Tentara-tentara Maroko turut dikerahkan untuk
membantu upaya penyelamatan, mendirikan kamp dengan tenda-tenda untuk
orang-orang yang kehilangan rumah akibat gempa. Namun dengan sebagian besar
toko rusak atau tutup, warga gempa kesulitan mendapatkan makanan dan kebutuhan
sehari-hari.
"Kami masih menunggu tenda. Kami tidak
memiliki apa-apa," tutur salah satu warga setempat, Mohammed Nejjar, yang
kini berlindung di tempat penampungan sementara yang dibangun dari
potongan-potongan kayu.
"Saya mendapatkan sedikit makanan yang ditawarkan
oleh seorang pria, tapi itu sejak gempa terjadi. Anda tidak bisa melihat satu
toko pun yang buka di sini dan orang-orang takut untuk masuk ke dalam karena
khawatir atapnya runtuh," ucapnya.
Dengan banyaknya rumah warga dibangun dari batu
bata lumpur dan kayu atau semen dan balok, struktur bangunan yang ada di Maroko
memang mudah runtuh. Gempa M 6,8 ini tercatat sebagai yang paling mematikan di
Maroko sejak tahun 1960 saat terjadi gempa dahsyat yang menewaskan sedikitnya
12.000 orang.
Maroko menetapkan masa berkabung selama tiga hari
dan Raja Mohammed VI menyerukan salat jenazah digelar di masjid-masjid di
berbagai wilayah negara itu.