bulat.co.id -
GAZA | Sepasang
bayi kembar yang
lahir beberapa pekan setelah perang berkecamuk di Jalur
Gaza, kehilangan nyawa akibat
serangan udara
Israel yang menghantam kota
Rafah pada Sabtu (2/3/24) waktu setempat.Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (4/3/24),
bayi kembar bernama Wesam dan Naeem Abu Anza itu telah dimakamkan di
Rafah pada Minggu (3/3/24) waktu setempat.
Kedua
bayi itu merupakan korban tewas termuda dari 14 orang dari keluarga yang sama yang tewas akibat
serangan Israel pada akhir pekan.
Sebelum pemakaman dilakukan, ibunda kedua
bayi itu, Rania Abu Anza, mengendong salah satu
bayinya yang terbungkus kain kafan putih. Abu Anza memeluk erat jenazah
bayinya sembari membelai kepala sang
bayi.
Satu
bayi lainnya digendong oleh seorang pelayat, dengan piyama biru yang menjadi pakaian terakhir yang dikenakan
bayi itu terlihat di balik kain kafan.
"Hati saya hancur," ujar Abu Anza sembari terisak. Suami Abu Anza, atau ayah dari kedua
bayi kembar itu, juga tewas dalam
serangan yang sama.
Para pelayat berusaha memberikan penghiburan kepada Abu Anza, ketika dia menolak saat diminta melepaskan jenazah
bayinya menjelang pemakaman. "Tinggalkan dia bersamaku," ucapnya lirih.
Bayi
kembar itu, sepasang
bayi laki-laki dan perempuan, termasuk di antara lima anak yang tewas dalam
serangan yang menghantam sebuah rumah di
Rafah. Kementerian Kesehatan
Gaza menyebut ada 14 orang dari satu keluarga yang tewas dalam
serangan itu.
Abu Anza menuturkan bahwa dirinya me
lahirkan
bayi kembarnya itu -- anak pertamanya -- setelah 11 tahun menikah.
"Kami sedang tidur, kami tidak sedang menembak dan kami tidak sedang bertempur. Apa salah mereka? Apa salah mereka, apa salahnya?" tanyanya.
"Bagaimana saya bisa melanjutkan hidup sekarang?" imbuh Abu Anza.
Kerabat Abu Anza menuturkan bahwa si
kembar lahir sekitar empat bulan lalu, atau sekitar satu bulan setelah perang dimulai di Jalur
Gaza. Lebih dari 30.000 orang tewas akibat rentetan
serangan Israel di daerah kantong
Palestina. Sebagian besar korban tewas dilaporkan merupakan perempuan dan anak-anak.
Abu Anza juga mengatakan bahwa dirinya mengharapkan gencatan senjata terwujud sebelum Ramadan, yang akan dimulai pekan depan. "Kami sedang bersiap untuk Ramadan, bagaimana saya harus menjalani kehidupan saya? Bagaimana?" katanya.