bulat.co.id - Elon Musk dan perusahaan perangkat medisnya yang bernama
Neuralink, berencana memulai uji coba implan otak revolusioner pada manusia
untuk mengobati kondisi sulit seperti kelumpuhan dan kebutaan.
Namun, mimpi Elon dan Neuralink harus tertunda saat ini
karena Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), menolak permohonan perusahaan
yang didirikan pada 2016 itu untuk menanam chip di otak manusia.
Alasan penolakan FDA karena harus menguraikan berbagai
masalah yang wajib ditangani sebelum melakukan pengujian terhadap manusia. Ini
semua merupakan tonggak penting dalam perjalanan hingga produk akhir bisa
disetujui.
Baca Juga: FDA Tarik Obat Covid Karena Tak Ampuh Untuk 'Kraken'">FDA Tarik Obat Covid Karena Tak Ampuh Untuk 'Kraken'
Dikutip dari detikInet, Minggu (5/3/2023) FDA terutama
menyoroti masalah keamanan yang melibatkan baterai lithium perangkat, potensi
kabel kecil implan untuk bermigrasi ke area lain di otak, dan berbagai
pertanyaan tentang apakah dan bagaimana perangkat tersebut dapat dilepas tanpa
merusak jaringan otak.
Pada November 2022, Elon Musk dengan yakin mengklaim bahwa
perusahaannya akan mendapatkan persetujuan dari regulator dalam waktu enam
bulan atau pada kuartal pertama tahun 2023 ini. Namun perkiraan orang terkaya
di dunia itu meleset.
Namun optimisme Bos SpaceX itu sebenarnya bukan tanpa
alasan. Sebelumnya, ia telah melakukan uji coba pada monyet dan berhasil. Musk
menyebut elektroda dapat mendengarkan aktivitas otak dengan menangkap sinyal
dari otak monyet bernama Pager yang memainkan video game klasik Pong.
Uji coba juga pernah dilakukan pada seekor babi. Elon Musk
bersikeras melakukan uji coba dengan alasan bahwa chipnya ini akan memberikan
manfaat bagi penyandang disabilitas berat.
Ia sangat yakin Neuralink akan membuat orang lumpuh
berjalan, orang buta melihat, dan akhirnya mengubah orang menjadi cyborg. Pada
kenyataannya, Elon masih harus bersabar dan bekerja keras demi mendapatkan
persetujuan uji klinis.