Terakhir Kali Teriak Bunda, Leher Bocah 8 Tahun di Boltim Digorok Tantenya hingga Putus

Hadi Iswanto - Sabtu, 20 Januari 2024 19:30 WIB
Terakhir Kali Teriak Bunda, Leher Bocah 8 Tahun di Boltim Digorok Tantenya hingga Putus
Korban dan pelaku
bulat.co.id - Teriakan memanggil pelaku dengan sebutan Bunda, menjadi kata terakhir yang diucapkan oleh Tilfa Azahra Mokoagow, bocah 8 tahun. Tilfa tewas digorok oleh tantenya sendiri di Desa Tutuyan III, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara (Sulut).Korban yang akrab disapa Zah ini sempat berteriak memanggil bunda, saat tubuhnya ditindih dari atas oleh pelaku Anita Mamonto alias Aning hingga tak bisa bergerak.

Hal itu diketahui dari pengakuan pelaku Anita Mamonto alias Aning. Korban yang masih duduk di bangku kelas 2 SD ini tak berdaya saat Aning mulai menggorok lehernya dari kiri lalu di kanan hingga putus.

Anita Mamonto alias Aning, memang merencanakan pembunuhan itu karena ingin mencuri perhiasan berupa kalung emas, gelas emas dan dua cincin emas yang digunakan oleh korban.

"Dia ada panggil dia pe bunda. Bunda, begitu dia ada bilang," kata Anita Mamonto alias Aning, saat ditanyakan pihak penyidik.

Selain itu, Anita Mamonto alias Aning juga mengaku tidak takut saat melakukan hal tersebut. Bahkan ketika korban berteriak memanggil Bunda, dia tetap meneruskan eksekusi.


"Kita benar-benar khilaf di situ," katanya.

Demi Perhiasan Emas

Kasus pembunuhan bocah di Boltim yang dilakukan Anita Mamonto alias Aning cukup menggemparkan.

Pelaku yang masih punya ikatan keluarga dengan korban, merencanakan pembunuhan tersebut karena ingin mengambil barang perhiasan emas milik korban.

Anita Mamonto alias Aning, pelaku pembunuhan bocah di Boltim.

Kejadian nahas itu terjadi pada Kamis (18/1). Korban yang baru pulang sekolah diajak pelaku untuk memetik sayur. Rupanya hal itu adalah modus dirinya untuk mengeksekusi korban karena lokasi tempat mengambil sayur ada di kebun yang tak terlihat oleh warga.

Setelah membunuh korban, pelaku kembali ke rumah untuk mandi lalu kemudian Salat, sebelum akhirnya menjual perhiasan emas yang diambil dari tubuh korban. Uang hasil penjualan perhiasan itu kemudian dibelanjakan handphone dan kebutuhan anaknya seperti susu dan popok.

Saat orang tua korban mencari anak mereka yang hilang, pelaku juga ikut berpura-pura mencari korban. Bahkan, dirinya dengan tanpa rasa bersalah memberikan keterangan palsu kepada Bupati Boltim yang ikut mencari keberadaan korban.

Tak sampai situ, saat korban ditemukan tak bernyawa, dirinya juga terekam kamera ikut mengantar jenazah ke Puskesmas. Kasus ini akhirnya berhasil dibongkar oleh polisi setelah melakukan pengumpulan sejumlah bukti.

Penulis
: Hadi Iswanto
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru