bulat.co.id -YOGYAKARTA | Penyebaran nyamuk wolbachia yang digunakan dalam rekayasa genetika membentuk genetik LGBT viral di media sosial. Unggahan tersebut sempat ramai di media sosial X dan menjadi perbincangan hangat para netizen di dunia maya.
Direktur Pusat Kedokteran Tropis
UGM dr Riris Andono Ahmad, MPH PhD yang juga merupakan peneliti World Mosquito Program (WMP) mengatakan bahwa yang dimasukkan dalam tubuh
nyamuk wolbachia adalah bakteri alami dan tidak me
rekayasa genetik manusia.
"Wolbachia itu adalah bakteri alami, kita hanya mengambil dan memasukan ke dalam tubuh nyamuk, analoginya begini di dalam tubuh manusia itu kan banyak juga bakteri, kita juga sering mengonsumsi bakteri, pernah minum susu probiotik ya, isinya kan bakteri, apakah kalo kita minum dan bakteri masuk dalam tubuh kita, kita jadi manusia
rekayasa genetika? kan tidak," kata Riris Andono Ahmad di
UGM Yogyakarta.
Riris Andono Ahmad atau yang akrab disapa Donnie menjelaskan pihaknya hanya memasukkan bakteri yang memang secara alami hidup di dalam serangga.
"Kita hanya memindahkan rumahnya ke tubuh
nyamuk dan di dalam tubuh
nyamuk dia hidup tenang dan bahagia, dia tidak mengganggu apa pun dari fungsi nyamuknya kecuali bahwa dia itu mengganggu virus denguenya karena tidak bisa bereplikasi jadi kalau dibandingkan secara materi
genetik nyamuk yang ber-
wolbachia itu sama dengan
nyamuk yang tanpa wolbachia," jelas Donnie.
Donnie mengatakan pelepasan jutaan telur
nyamuk wolbachia di populasi
nyamuk Aedes aegypti, berpotensi untuk menekan penularan virus dengue atau demam berdarah dengue. Saat
nyamuk jantan ber-Wolbachia kawin dengan
nyamuk betina tanpa Wolbachia maka telurnya tidak akan menetas, tetapi apabila
nyamuk betina ber-
wolbachia kawin dengan jantan tidak ber-
wolbachia seluruh telurnya akan menetas.
Selanjutnya apabila
nyamuk betina ber-
wolbachia kawin dengan
nyamuk jantan ber-
wolbachia maka keturunannya semua akan menetas dan mengandung wolbachia.
Sebelumnya pada 15 Agustus 2016 Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK)
UGM bersama Monash University dan Yayasan Tahija telah melepaskan
nyamuk ber-Wolbachia di Kota Yogyakarta, tepatnya di Kecamatan Tegalrejo dan Wirobrajan. Pelepasan pertama telah dilakukan pada 2014 di wilayah terbatas di Kabupaten Sleman dan Bantul.
Pelepasan
nyamuk ber-
wolbachia ini dilakukan dalam rangka penelitian pengendalian DBD. Penelitian panjang ini berakhir dengan hasil yang menggembirakan. Teknologi
nyamuk ber-Wolbachia terbukti efektif mengurangi 77% kasus DBD dan 86% rawat inap karena dengue.