bulat.co.id - Sebuah penelitian tahun 2010 menunjukkan, pria yang doyan
selingkuh cenderung memiliki
IQ rendah. Para peneliti percaya bahwa kesetiaan
pada pasangan merupakan tanda kecerdasan.
Seorang psikolog evolusioner dari London School of Economics
and Political Science Satoshi Kanazawa mengatakan, semakin cerdas seorang pria,
semakin kecil kemungkinan dia untuk berselingkuh dari pasangannya.
Teorinya didasarkan pada pernyataan bahwa sepanjang sejarah
evolusi, pria memang tidak mudah menjalani hubungan monogami.
Baca Juga: Cara Atur Waktu Tidur Selama Ramadan Agar Tetap Berkualitas
Teorinya didasarkan pada pernyataan bahwa sepanjang sejarah
evolusi, pria memang tidak mudah menjalani hubungan monogami.
Kanazawa menjelaskan, memasuki hubungan eksklusif secara
seksual merupakan perkembangan baru secara evolusioner bagi pria. Menurut
teorinya, orang yang cerdas lebih cenderung mengadopsi apa yang secara
evolusioner merupakan praktik baru untuk menjadi manusia modern yang berkembang.
Oleh sebab itu, dalam hal kesetiaan, pria yang tidak dapat
beradaptasi dan akhirnya menyerah pada godaan dan berakhir selingkuh cenderung
lebih bodoh daripada yang tidak.
"Teori ini memprediksi bahwa pria yang lebih cerdas
cenderung menghargai eksklusivitas seksual daripada pria yang kurang
cerdas," jelas Kanazawa, melansir CNN Indonesia, Selasa (11/4/2023).
Namun, hasil temuan yang sama tidak tampak pada perempuan.
Menurut teorinya, hubungan antara kesetiaan dan kecerdasan tidak berlaku pada
wanita karena mereka selalu diharapkan untuk setia pada satu pasangan, bahkan
dalam masyarakat poligami.
Penelitian Kanazawa yang diterbitkan di jurnal Social
Psychology Quarterly ini juga mengklaim bahwa orang yang cerdas cenderung
memiliki pandangan yang cukup liberal terkait agama.
Menganalisis data dari American National Longitudinal Study
of Adolescent Health, ia menemukan bahwa anak muda yang menganggap diri mereka
'sangat liberal' memiliki IQ rata-rata 106. Sementara mereka yang menganggap
diri mereka 'sangat konservatif' memiliki IQ rata-rata 95.
Ia mengambil sampel dari 20.745 remaja yang diwawancarai
secara pribadi di rumah mereka pada tahun 1994 hingga 1995 untuk gelombang
pertama dan pada tahun 1996 untuk gelombang kedua. Para remaja dari gelombang
pertama kemudian diwawancara kembali saat mereka sudah beranjak dewasa pada
tahun 2001-2002.
Dari kedua hasil studi tersebut, teori Kanazawa menyatakan
bahwa sikap yang mementingkan diri sendiri dan konservatif merupakan sikap yang
primitif dalam evolusi. Sementara pandangan yang tidak mementingkan diri
sendiri dan liberal merupakan pandangan yang lebih maju dan terkait dengan
kecerdasan.
Menurut Kanazawa, hal ini disebabkan karena orang-orang yang
lebih cerdas lebih terbuka terhadap ide-ide baru.