bulat.co.id - Berkunjung ke kota Pekalongan kurang lengkap rasanya apabila
tanpa menikmati kuliner khas Pekalongan Jawa Tengah. Bukan hanya Nasi Megono
dan Soto Tauto. Selain dua kuliner itu, ada juga yang populer di sini yaitu
pindang tetel.
Walaupun namanya pindang tetel, kudapan makanan ini bukan
dari ikan pindang. Makanan ini mirip seperti rawon, berkuah. Warna kuahnya
coklat kehitam-hitaman, berisi tetelan daging sapi, dan kerupuk usek.
Baca Juga: Keunikan Kedai Bakso di Pemalang, Makan Sepuasnya Bayar Seikhlasnya
Salah satu warung pindang tetel legendaris ada di kawasan
kuliner daerah Bebekan atau Lapangan Gemek, Kecamatan Kedungwuni. Warung itu
milik Casroni. Namun kini diurus istri dan anak-anaknya.
"Dari cerita simbah-simbah dan orangtua saya, pindang tetel
ini berasal dari Desa Ambokembang, Kedungwuni. Terus kata tetel kan dari daging
sapi tetelan itu," kata Nur Rochim (33), anak dari pemilik pindang tetel
Casroni, Minggu (4/3/2023).
Menurut Nur penjual Pindang Tetel, orangtuanya sudah
berjualan pindang tetel ini hampir 30 tahun. Awalnya orangtuanya jualan pindang
tetel secara keliling. Akhirnya mangkal di perempatan dekat SMAN 1 Kedungwuni.
"Setelah itu pindah di trotoar hingga sekarang," ujarnya.
Ciri khas pindang tetel terletak dari penyajiannya. Sama
seperti rawon, warna coklat kehitam-hitaman kuah pindang tetel berasal dari
keluak atau keluwek. Berpadu dengan irisan daun bawang dan puluhan jenis
rempah.
Selain tetelan daging sapi, pindang tetel juga berisi
kerupuk pasir atau yang sering disebut orang Pekalongan yaitu kerupuk usek.
"Kerupuk usek ini yang membuat pindang tetel identik. Usek
diremas dahulu lalu diguyur kuah pindang tetel. Kalau menggunakan kerupuk
minyak biasa, rasa kuahnya bisa berubah dan sensasinya juga beda," ungkapnya.
Untuk satu porsi pindang tetel di jual dengan harga Rp12
ribu. "Lebih enak lagi, pindang tetel dicampur dengan lontong dan kerupuk
usek," katanya.
Warungnya mulai buka dari pukul 16.00 WIB hingga pukul 21.00
WIB. Daging sapi yang dihabiskan setiap harinya sekitar 10 kg. Pembeli paling
ramai saat weekend. Pernah warungnya tutup pukul 19.00 WIB, karena sudah habis
semua. Nur menambahkan, banyak pembeli dari luar kota heran karena nama makanan
pindang tetel, akan tetapi tidak ada pindangnya.
Fany salah seorang
pembeli pindang Tetel menuturkan, pindang tetel ini kayak rawon. Kuahnya
kehitam-hitaman. "Rasanya kayak rawon, tapi ini rasanya enak sekali," ujarnya
Fany sempat kaget, namanya pindang tetel tapi tidak ada
pindangnya. "Saya kira pindang tetel ini ada pindangnya, setelah makan ternyata
tidak ada pindangnya," imbuhnya.