bulat.co.id - Pada umumnya, bau badan (body odor) seringkali disebabkan
dengan kurangnya higienitas seseorang. Tetapi baru-baru ini, para ahli percaya
bahwa
penyakit mematikan dapat didiagnosis melalui bau badan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa penyakit tertentu
memiliki 'jejak napas' (breath print) sendiri, yang dapat dianggap sebagai
biomarker untuk diagnosis dini kondisi tersebut.
Bau badan terjadi ketika bakteri bercampur dengan keringat.
Bau badan seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti hormon, pola
makan, obat-obatan tertentu dan kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Baca Juga: Air Galon Picu Kanker Payudara, Benarkah?
Faktor lain yang mempengaruhi bau badan adalah kelembapan,
genetika, kelebihan berat badan, dan olahraga. Faktor hormonal seperti menstruasi
dan ovulasi juga menyebabkan perubahan bau badan.
Bagaimana penyakit
mempengaruhi bau badan?
Menurut para ahli, ketika seseorang mengidap suatu penyakit,
cara kerja tubuhnya berubah. Perubahan dalam proses biokimia yang berbeda dapat
menyebabkan produksi molekul kecil yang mudah menguap di dalam tubuh, yang
diangkut oleh darah ke seluruh tubuh. Tubuh kemudian mengeluarkannya melalui
napas, urine, dan keringat.
"Menurut literatur ilmiah, ada bukti bahwa aroma
tersebut mungkin mengandung penanda untuk kanker paru-paru, kanker payudara,
diabetes, melanoma dan banyak lagi," kata insinyur biomedis di Ben-Gurion
University Israel, Yehuda Zeiri, dikutip dari detikHealth, Jumat (12/5/2023).
Berikut adalah penyakit yang dapat dideteksi melalui bau
badan:
1. Preeklampsia
Preeklampsia adalah gangguan hipertensi (darah tinggi) yang
disebabkan selama kehamilan. Komplikasi biasanya dimulai setelah 20 minggu
kehamilan pada wanita yang tidak memiliki masalah tekanan darah.
Kondisi tersebut meningkatkan kadar protein dalam urine yang
mengindikasikan kerusakan ginjal dan tanda-tanda kerusakan organ lainnya. Jika
tidak diobati, preeklampsia dapat menyebabkan komplikasi bagi ibu hamil dan
anak yang belum lahir dan bahkan bisa berujung kematian.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2016,
preeklampsia dapat dideteksi menggunakan cetakan napas ibu hamil dengan akurasi
84 persen.