bulat.co.id -Angka kelahiran bayi dengan penyakit jantung bawaan yang masih tinggi di Indonesia menjadi perhatian serius untuk dilakukan tindakan yang tepat.
Dr.dr. Lia Gardenia Partakusuma Sp.PK (K) MM, MARS, FAMM selaku Direktur Medis Pertamedika Indonesia Healtcare Corporation (IHC) mengatakan bahwa angka penyakit jantung bawaan pada anak cukup tinggi dengan jumlah sekitar 5 juta di Indonesia.
Menurut data dari WHO, per 100 bayi yang lahir, terdapat satu pasien bayi kritis yang membutuhkan perawatan. Keadaan ini mengindikasikan pentingnya upaya untuk menurunkan angka penyakit jantung bawaan pada bayi.
Masih banyaknya nyawa bayi yang tidak dapat tertolong karena harus menunggu antrean satu sampai dua tahun untuk melakukan operasi menjadi salah satu penyebab utama kenaikan angka penderita penyakit jantung bawaan pada anak di Indonesia.
Tingginya jumlah penduduk Indonesia yang tidak sebanding dengan jumlah dokter jantung dengan subspesialis mengakibatkan tidak cukupnya penanganan yang ada.
Permasalahan lain yang menyebabkan terjadinya kenaikan kasus penyakit jantung bawaan pada anak di Indonesia antara lain gaya hidup yang tidak sehat sejak usia dini, seperti kurang tidur, kurang bergerak dan berolahraga, serta kegemaran mengonsumsi makanan cepat saji.
Disamping itu, kondisi kesehatan ibu saat hamil juga memainkan peran penting, terutama jika ibu kurang sehat saat hamil.
Setiap kelainan bawaan yang dialami oleh anak yang diakibatkan oleh kekurangan oksigen ketika dalam kandungan atau kondisi kesehatan ibu yang kurang baik ketika hamil, juga harus menjadi perhatian serius.
Hal ini merupakan sinyal akan pentingnya upaya untuk menjaga kesehatan ibu sejak awal proses kehamilan agar dapat mengurangi resiko terjadinya kelainan jantung pada bayi.
Diperlukan percepatan pelayanan kesehatan jantung dan kolaborasi dari pihak lain untuk meningkatkan kapasitas dokter jantung, terutama untuk menangani kelainan jantung bawaan pada anak yang masih sangat diperlukan.
Kolaborasi dengan negara lain, seperti yang dilakukan oleh IHC dengan Institut Jantung Nasional Malaysia, sangat diharapkan untuk mengembangkan teknologi yang relevan agar dapat diterapkan di Indonesia.
Dr.dr. Lia Gardenia Partakusuma Sp.PK (K) MM, MARS, FAMM juga mendukung agar masyarakat Indonesia coba belajar dari Malaysia, terutama dalam hal kedisiplinan menjaga kesehatan.
Langkah awal yang sederhana seperti mengurangi gaya hidup tidak sehat yang menyebabkan kebiasaan buruk, seperti merokok dan makan makanan berlemak, juga perlu menjadi perhatian.
Dengan begitu, akan terus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan untuk mencegah angka kematian di usia muda akibat jantung.