Jelang Ramadhan, Harga Bawang Putih di Pamekasan Tembus Rp60.000

- Minggu, 12 Maret 2023 17:30 WIB
Jelang Ramadhan, Harga Bawang Putih di Pamekasan Tembus Rp60.000
Istimewa
Cabai
bulat.co.id - Jelang bulan ramadhan 1444H tahun 2023, harga bahan pokok terpantau merangkak naik. Meskipun belum naik secara signifikan, pedagang tetap mengkhawatirkan adanya lonjakan tinggi pada bulan puasa nanti.

Terpantau, harga bawang putih di pasar Kolpajung, Kecamatan Kota Pamekasan sudah mengalami kenaikan sebesar Rp10.000 selama sepekan terakhir.

Menurut pedagang bernama Lastri, warga Kecamatan Tlanakan, harga bawang putih biasanya berada di kisaran Rp50.000 - Rp60.000 per kilogram. Kini, melonjak hingga Rp70.000 per kilogram.

Baca Juga: Harga Sayur di Karo Masih Alami Penurunan

"Untuk bawang merah masih terjangkau. Harga sekilonya Rp45.000, sekarang jadi Rp50.000," katanya

Sementara untuk cabai rawit juga alami kenaikan dari harga Rp50.000 per kilogram menjadi Rp80.000 per kilogram.

"Artinya, cabai alami kenaikan sekitar Rp30.000. Kalau minyak goreng merek Minyakita sudah tidak ada lagi. Kalau pun ada, harganya bisa mecapai Rp34.000 untuk 2 liter," lanjut Lastri.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Pamekasan, Sitti Shalehah Yuliati membenarkan adanya kenaikan harga cabai.

Menurutnya, hal ini umum terjadi jelang bulan puasa karena banyak masyarakat mulai menyimpan stok bahan pokok sebelum harga melonjak lebih naik lebih tinggi.

"Kalau harga cabai itu tidak bisa diprediksi, karena tergantung dari cuaca, apalagi memasuki bulan Ramadan, biasanya beberapa komoditas pangan yang lainya juga ada kenaikan," kata Sitti.

Dijelaskannya, membuat harga cabai stabil menjelang puasa sulit karena cabai didatangkan dari luar Jawa. Ditambah karena faktor cuaca yang tidak menentu seperti saat ini.

"Jadi, kalau masalah inflasi cabai itu disampingkan karena terkait dengan cuaca yang tidak bisa diprediksi. Kalau curah hujannya tinggi pasti banyak cabai yang busuk atau banyak yang gagal panen. Sehingga produksinya itu tidak banyak, maka harganya tinggi," tutur Sitti. (Idrus Habibi)

Penulis
:
Editor
:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru