bulat.co.id -JAKARTA | Sepuluh
investor dalam negeri membangun beragam fasilitas publik di Ibu Kota Nusantara
(IKN), dengan menanam investasi senilai Rp20 triliun.
"Konsorsium ini beranggotakan sepuluh perusahaan yang memiliki kepedulian
terhadap terbangunnya IKN, bukan saja sebagai kota yang layak huni (livable
city), namun juga sebagai kota yang dicintai (lovable city)," kata Kepala
Otorita IKN Bambang Susantono dalam pernyataan tertulis di Jakarta, kemarin.
Baca Juga :Kemenperin Kembangkan Minyak Jelantah Untuk Avtur Pesawat
Sepuluh investor yang dimaksud adalah Agung Sedayu Group, Salim Group, Sinar
Mas, Pulauintan, Adaro Group, Barito Pacific, Mulia Group, Astra Group, Kawan
Lama Group, dan Alfamart group.
Selain konsorsium tersebut, kata Bambang, terdapat investor lain yang juga
dilibatkan yakni di sektor perhotelan, shopping mall, rumah sakit, pendidikan,
dan perkantoran seperti Pakuwon, Marriott, Jambuluwuk, Vasanta, Hermina, dan
Jakarta Intercurltural School.
"Di dalam konsorsium tersebut nilai investasi yang telah masuk sejauh ini
di IKN sekitar Rp20 triliun," ujarnya.
Menurut Bambang Ground Breaking Hotel Nusantara di Penajam Paser Utara,
Kalimantan Timur, yang dihadiri Presiden RI Joko Widodo hari ini sekaligus
menandai masuknya investasi sektor swasta untuk kali pertama di IKN.
Agenda itu juga menghadirkan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, Kepala
dan Wakil Kepala OIKN, Gubernur Kalimantan Timur, dan para investor.
"Proses pembangunan tersebut dilaksanakan dengan prinsip gotong royong,
tak hanya sebatas membangun sebuah kota, tapi juga memenuhi kebutuhan kota to
work, to live, and to play," katanya.
Baca Juga :Ondim Harapkan Tol Kwala Bingai-Stabat Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Bambang mengatakan urgensi pembangunan IKN juga dibahas dalam agenda tersebut,
mulai dari sudut pandang kepadatan penduduk, aspek ekonomi, hingga kebencanaan.
Dalam acara tersebut, Presiden Jokowi mengatakan investasi sektor swasta di IKN
diharapkan dapat menjadi magnet bagi masyarakat Indonesia yang semula Jawa
sentris, menjadi Indonesia sentris.
"Penduduk Indonesia 56 persen itu berada di Pulau Jawa, berarti kurang
lebih 149 juta ada di Jawa. Pulau Jawa menjadi magnet dari negara kita
Indonesia, utamanya ke Jakarta, sehingga beban yang terlalu berat ini harus
dikurangi dari yang dulunya kita Jawa sentris, kita tarik menjadi Indonesia
sentris," katanya.
Strategi tersebut diharapkan Jokowi dapat menciptakan pemerataan pertumbuhan
ekonomi dan jumlah penduduk di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal RI Bahlil Lahadalia menginginkan durasi pembangunan Hotel Nusantara bisa
dipercepat.
"Bagaimana caranya hotel harus jadi sebelum atau Agustus 2024 agar dapat
digunakan sebagai tempat melakukan upacara Hari Kemerdekaan Republik
Indonesia," katanya. (dhan/ant)