bulat.co.id -JAKARTA | Kenakan harga berasdi pasaran masih terus terjadi.
Berdasarkan data terkini dari Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), per tanggal 31 Agustus 2023, harga beras
medium di tingkat nasional berkisar antara Rp12.300 hingga Rp12.400 per
kilogram.
Sementara harga beras
premium berada di kisaran Rp 14.000 hingga Rp 14.200 per kilogram. IKAPPI
mencatat, bahwa kenaikan harga beras ini telah mencapai titik tertinggi dan
merupakan rekor peningkatan harga yang signifikan.
Baca Juga :Dengan Pengguntingan Pita, Gedung Baru TK Pertiwi Padangsidimpuan Diresmikan
"IKAPPI mendorong
perlunya langkah-langkah cepat untuk mencegah situasi ini berkembang menjadi
darurat beras nasional," kata Ketua Umum IKAPPI, Abdullah Mansuri dalam
keterangan resminya, Kamis (31/8/2023).
Mansuri menyampaikan,
walaupun belum mencapai taraf darurat beras secara nasional, tetapi potensi
masalah ini terus ada. Bahkan di lapangan, terutama di tahap penggilingan,
akses untuk mendapatkan beras semakin sulit dan bahkan mengarah pada
persaingan.
Sementara itu, Kementerian
Pertanian tetap optimistis bahwa panen di bulan September 2023 akan membawa
pasokan yang cukup, tetapi IKAPPI melihat situasi yang berbeda berdasarkan
keluhan dari pedagang pasar di seluruh Indonesia.
Mengingat stok beras
nasional yang dianggap masih kurang memadai dalam jangka waktu empat bulan ke
depan, IKAPPI mengajukan permohonan kepada presiden untuk mengambil
langkah-langkah efektif dan tepat guna. Pasalnya, beras merupakan bahan makanan
pokok yang tak tergantikan dalam kehidupan masyarakat.
Baca Juga :Sehari Diberitakan, Perwira Polda Sumut dan Polrestabes Medan Angkat Bicara Terkait Traxx Club & KTV
"Kami mendorong untuk
dilakukan percepatan penguatan penanganan agar tidak terjadi kepanikan di
bawah," kata Mansuri.
Mansuri dalam kesempatan
sebelumnya juga menyampaikan, masalah pasokan dan harga beras tidak sekadar
disebakan oleh El Nino. Ia juga menyoroti kurangnya pengawalan, pendampingan,
serta penguatan terhadap para petani. Padahal, beras merupakan bagian penting
dari kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.
Akibat kondisi ini, petani
kita tidak banyak melakukan tanam. Hal ini pada akhirnya berdampak pada pasokan
beras dan permintaan di masyarakat.
Mansuri menambahkan, Bulog memang sudah diberikan tugas oleh pemerintah
untuk menjaga stok beras, tetapi jika keseimbangan antara produksi dan pasokan
tidak terjaga, maka masalah akan muncul. (dhan/bs)