bulat.co.id - Ratusan warga yang berasal dari 9 desa dan 14 gendang di Kecamatan Satar Mese, Kabupaten
Manggarai, menggelar aksi damai di Kantor Bupati
Manggarai untuk menyuarakan dukungan terhadap pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) berkekuatan 40 MW di Poco Leok.
Aksi damai ini digelar pada Selasa (22/4), di mana massa turut membawa poster dan spanduk berisi dukungan terhadap proyek geothermal.Beberapa tulisan dalam spanduk yang dibawa di antaranya bertuliskan, "Geothermal bukan ancaman tetapi harapan", "Kami pendukung geothermal, bukan orang gagal iman", dan "Panas bumi pemberi harapan hidup dan kesejahteraan".Sebelum tiba di Kantor Bupati, massa lebih dahulu melakukan orasi di Gedung DPRD
Manggarai. Di lokasi tersebut, mereka menyampaikan sejumlah tuntutan terkait pengembangan listrik geothermal di wilayah Poco Leok. Raymundus Wajong, salah satu orator dalam aksi tersebut, menegaskan pentingnya pembangunan proyek geothermal bagi wilayah setempat.
"Masih banyak wilayah di Satar Mese yang belum teraliri listrik. Selain itu, infrastruktur setempat perlu dibangun, dan proyek ini bisa membantu mewujudkannya," ujarnya.Setibanya di Kantor Bupati, massa disambut langsung oleh Bupati Heribertus G.L. Nabit dan Wakil Bupati Fabianus Abu.Dalam pertemuan tersebut, Tadeus Dapang selaku orator aksi menyampaikan bahwa warga Poco Leok yang hadir mewakili tiga kelompok yakni orang tua, anak muda, dan ibu-ibu semuanya menyatakan kesiapan untuk mendukung proyek geothermal demi kemajuan daerah mereka.
"Kami datang untuk menyampaikan bahwa kami siap mendukung pembangunan geothermal di Poco Leok. Kami berharap agar proyek ini dapat berjalan," kata Tadeus Dapang.Dari pihak pemilik lahan, Levianan Saul dari Gendang Lelak menyuarakan kesulitannya hidup tanpa akses listrik."Kami datang ke sini karena menderita tinggal di Poco Leok tanpa penerangan. Kami ingin tempat kami menjadi terang seperti di Ulumbu," ungkapnya.
Dalam pertemuan itu, Bupati
Manggarai menjelaskan bahwa pembangunan proyek geothermal bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat."Jangan takut dengan ancaman. Kita semua dijaga oleh negara, dan ini dilakukan demi kebaikan bersama," ujar Bupati
Manggarai.Sebagai upaya menyelesaikan polemik di lapangan, Bupati Hery menyampaikan bahwa Gubernur NTT telah memutuskan untuk membentuk tim investigasi yang terdiri dari berbagai pihak, termasuk perwakilan dari Pemprov NTT, pemerintah daerah, masyarakat yang menolak, masyarakat yang menerima, serta gereja. Tim ini akan turun langsung ke lapangan guna mengidentifikasi akar masalah dan merumuskan solusi bersama.
Sementara itu, Mius Jeminta dari Gendang Lungar, yang juga pemilik lahan, menyatakan secara terbuka bahwa ia menyerahkan tanahnya demi kepentingan masyarakat luas."Kami tidak pernah menjual tanah. Tetapi jika tanah itu dibutuhkan untuk kepentingan bersama, kami akan menyerahkannya," katanya.