Tiga Desa di Mojokerto Krisis Air Bersih, 7.589 Warga Terdampak

- Minggu, 18 Juni 2023 14:37 WIB
Tiga Desa di Mojokerto Krisis Air Bersih, 7.589 Warga Terdampak
Internet
Ilustrasi
bulat.co.id -Tiga desa di kaki Gunung Penanggungan, Kabupaten Mojokerto, dilaporkan mengalami krisis air bersih. Saat ini, pemerintah setempat secara rutin mengalirkan bantuan air bersih untuk memenuhi kebutuhan 7.589 warga yang berolahraga saat musim kemarau.

Masing-masing desa yang terluka, yakni Desa Kunjorowesi dan Manduro Manggung Gajah. Dua desa wilayah Kecamatan Ngoro berada di kaki Gunung Penanggungan sisi utara.

Baca Juga : Aneh, Kambing Daerah Ini Gak Doyan Rumput

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Mojokerto Djoko Soepangkat mengatakan, krisis air bersih dialami 4.937 jiwa penduduk Desa Kunjorowesi. Terdiri dari 3.312 jiwa atau 708 keluarga di Dusun Kandangan dan 1.625 jiwa atau 848 keluarga di Dusun Kunjoro.

Sedangkan di Desa Manduro Manggung Gajah, krisis air bersih berdampak terhadap 1.861 jiwa. Yaitu 865 jiwa atau 292 keluarga di Dusun Gajah Mungkur dan 996 jiwa atau 305 keluarga di Dusun Buluresik.

Baca Juga : Diputusin Kekasih, Diduga Mantan Pacar Sebar Video Bugil

Desa ketiga yang mengalami krisis air bersih terletak di sisi barat kaki Gunung Penanggungan, yakni Desa Duyung, Kecamatan Trawas. Sulitnya mendapatkan air bersih dialami 791 jiwa atau 256 keluarga di Dusun Bantal.

"Kekurangan air bersih sejak Mei 2023. Makanya pertengahan Mei, pemerintah desa mengajukan bantuan air bersih ke Bupati Mojokerto," kata Djoko baru-baru ini.

Baca Juga :Disdik Pemalang Larang Sekolah Tahan Ijazah


Masyarakat 5 dusun yang kini krisis air bersih, lanjut Djoko, sejatinya sudah menadah air hujan untuk persediaan musim kemarau. Namun, persediaan warga habis karena musim kemarau datang lebih cepat dari biasanya.


Bantuan pemerintah desa dan sejumlah perusahaan tidak cukup. Oleh karena itu, mereka mengajukan bantuan ke Pemkab Mojokerto.

"Musim kemarau tahun ini maju 2 bulan dampak El Nino. Tahun lalu kami salurkan air bersih mulai Agustus. Tahun ini mulai Juni. Diprediksi kemarau tahun ini panjang sampai Oktober nanti," terangnya.

Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati telah menetapkan status tanggap darurat bencana kekeringan dan karhutla tahun 2023 pada 9 Juni lalu. Status tanggap darurat tersebut berlaku 1 Juni-31 Oktober mendatang. (dan/dtk)

Penulis
: Redaksi
Editor
:
Tags
Berita Terkait
Komentar
Berita Terbaru