bulat.co.id -
DELI
SERDANG | Jembatan Sungai Ular penghubung
Kecamatan Galang, Deli Serdang dengan Kecamatan Serba Jadi, Kabupaten Serdang
Bedagaiyang terletak di Desa Baru Titi besi dan DesaPulau Tagor,
Kecamatan Serba Jadi, Serdang Bedagai kembali rusak.
Padahal, Jembatan Sungai Ular ini
baru tiga bulanan diperbaiki oleh Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Utara,
Kamis (20/7/23).
Akibat kerusakan itu, aktivitas
pengguna jalan dan warga menjadi terganggu. Sejumlah pengendara berulangkali
terperosok disebabkan jembatan yang bolong.
Baca Juga :Kapal Motor Tenggelam di Madura, Dua Orang Tewas dan Dua Hilang
Selain itu, beberapa warga
berinisiatif memasang batang pohon kelapa menutup badan jembatan yang ambles.
Hal ini mengakibatkan kendaraan yang melintas terpaksa pelan dan mengantri.
Situasi ini tentunya dimanfaatkan
oleh sejumlah orang kemungkinan warga setempat untuk mengatur kendaraan yang
melintas terutama mobil dan truk.
Atas jasa itu, sejumlah kendaraan
harus membayar meski tidak dipaksa dan ini menjadi pendapatan orang-orang di tempat
itu.
Informasi dihimpun, kerusakan
jembatan cukup parah dalam waktu sepekan terakhir. Pengendara terpaksa
mengantri atau mencari jalan lain.
"Hal ini menjadi kesempatan bagi
sejumlah orang ntuk mendapatkan uang. Pungutan liar langsung muncul, dengan
modus membantu mengatur lalulintas. Warga diminta membayar paling sedikit Rp
2000 sekali lewat meski tak dipaksa," ucap Anto, pengguna jalan.
Hal ini dikeluhkan pengendara, sebab
setiap jembatan itu rusak, selalu muncul sekelompok orang melakukan pungutan
liar pada pengendara. Peristiwa ini seperti menjadi tempat penghasilan meski
tak dipaksa.
Jembatan Titi besi adalah tanggung
jawab Dinas PU Provinsi Sumut dan terakhir perawatan pada bulan Februari 2023
kemarin. Artinya baru tiga bulanan direhap, jembatan titi besi sudah jebol,
besi cor di jembatan hilang membuat lubang mengerikan di tengah jembatan.
Baca Juga :Pencuri Mobil di Medan Ditembak Polisi Gegera Melawan saat Ditangkap
Warga heran kenapa jembatan sungai
ular ini cepat sekali rusak. Apa memang kualitas pengerjaan perbaikan oleh PU
Sumut tidak beres atau ada dugaan unsur kesengajaan lain.
"Iya baru tiga bulanan jembatan itu
diperbaiki, sekarang sudah jebol lagi, kendaraan sulit melintas hingga seperti
biasa munculah tukang kutip uang, Rp 2000 sekali lewat berapa banyak yang lewat
tiap hari, apa enggak senang mereka mendadak dapat objek lagi, modus ngatur
jalan," ucap Anto.
Hal senada disampaikan Saipul, warga
yang kerap melintasi jembatan titibesi. Dengan kerusakan jembatan titi besi,
kesulitan warga bertambah menjadi berlipat, jalan tidak lancar dan ditambah
pungli.
"Ya kesempatan, modus ngatur jalan,
2000 kalau mobil kecil dan truk bisa diprediksi pasti lebih mahal. Kesusahan
warga jadi penghasilan tetap sekelompok orang, gara gara jembatan rusak itu,"
keluh Saipul.
Warga berharap tak hanya pada Pemerintah
Propinsi Sumatera Utara, tapi juga kepada DPRD Sumut. Agar jembatan titi besi
yang
rusak dapat secepatnya diperbaiki. Karena warga sangat kesusahan akibat
hal itu. Selain aktivitas terganggu, kena pungli lagi modus ngatur jalan.