bulat.co.id -KISARAN | Proyek pemeliharaan ruas Jalan Latsitarda Nusantara (No Ruas 357) Kec. Kisaran Timur senilai Rp 3.209.598.048,88 yang dikerjakan CV. Udrata Karya, menjadi temuan BPK.
Berdasarkan pemeriksaan BPK, proyek yang menelan biaya cukup besar tersebut terindikasi adanya kekurangan volume dan atau kelebihan pembayaran sekitar Rp. 600.000.000.
Baca Juga :Pemancing Tewas Tenggelam di Sungai Silau Asahan
Namun, temuan BPK ini dinilai kurang tepat dan disanggah. Kemudian pihak rekanan serta Dinas PUTR kembali melubangi sejumlah ruas jalan untuk mengambil sampel hotmix. Akibatnya, sejumlah jalan menjadi rusak akibat bekas tempelan yang mereka core drill ulang.
"Dengan melakukan core drill ulang, dengan memanggil ahli dari Polmed. Berarti Dinas PUTR Asahan dan Kontraktor diduga tidak percaya dengan hasil temuan BPK-RI Perwakilan Sumut," ujar Ketua Pergerakan Mahasiswa Tangkap Koruptor (Permata KPK) Sholahuddin Marpaung, pada wartawan Senin (24/7) di Kisaran.
Selain itu, kata Salahuddin Marpaung, seharusnya Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK-RI Perwakilan Sumut tidak bisa disanggah dan atau dibanding. Karena LHP tersebut sudah baku, terkecuali LHP tersebut masih dalam bentuk DRAF LHP.
"Kalau rekanan mau sanggah/banding harusnya sebelum keluar LHP. Namun, ini sudah keluar LHP, baru rekanan melakukan sanggahan/banding. Harusnya itu tidak bisa dianulir oleh Dinas PUTR Asahan," tegas Salahuddin.
Terpisah, Kabid Bina Marga PUTR Asahan yang merupakan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Haris Muda Rambe, ST ketika dikonfirmasi wartawan, mengaku kalau core ulang yang dilakukannya bersama kontraktor merupakan atas perintah dan persetujuan BPK-RI Perwakilan Sumut.
Baca Juga :Asahan Akan Nikah dengan Pacarnya Usai Berdamai">Ditikam 16 Kali, Wanita di Asahan Akan Nikah dengan Pacarnya Usai Berdamai
"Kami bawa ahli dari Polmed untuk melakukan core ulang di proyek hotmix itu. Karena itu perintah dari BPK-RI, karena temuan itu terlalu banyak. Makanya rekanan melakukan sanggah," tegas Rambe melalaui saluran Whatsapp.
Pantauan wartawan di lapangan, melihat sejumlah Ruas Jalan Hotmix Latsitarda Nusantara banyak bekas lubang yang sudah ditutup, lubang bekas core dari BPK-RI dan core dari Polmed.
Diduga temuan itu akibat dari denstity (kurang kepadatan) proyek hotmix yang dikerjakan oleh kontraktor. Sebab, jalan yang dohotmix terlihat bergelombang akibat hotmix yang dihampar tidak sesuai dengan suhu yang ditentukan dalam spesikasi teknis.