bulat.co.id - Sanggar Tari Mutiara Pasai tampil memukau dalam acara Opening Festival Pesona Pesisir Timur Aceh Tahun 2024. Festival ini diadakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Aceh berkerjasama dengan pemerintah setempat di lapangan merdeka Kota
Langsa, Jumat (6/9/24).
Dalam momen tersebut Sanggar Mutiara Pasai menampilkan karya seni tari kreasi yang hendak meninggalkan esensi kesenian Tradisional Aceh, yang diberi judul Tari 3 Etnis (3 perkauman) yang dibimbing langsung oleh koreografer Isra Fahriati, S.Pd.,M.Sn. yang juga merupakan ketua Sanggar Mutiara Pasai.
Isra menjelaskan, melalui karya tari tersebut Sanggar Mutiara Pasai bertujuan memperkenalkan dan melestarikan kembali budaya lokal. Kota Langsa sendiri merupakan salah satu Kota di Aceh yang identik dengan perkembangan tiga kesenian budaya yakni kesenian budaya Aceh, Melayu, dan kesenian budaya Lokop.
"Gerakan pada karya tarian ini menunjukkan penampilan tari tradisional khas Aceh yang sarat makna, di mana setiap gerakan melambangkan kekayaan budaya dan nilai-nilai sejarah seni budaya Kota Langsa", ujarnya.
Dirinya menambahkan, acara seperti ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga menjadi media edukasi untuk menjaga dan mengembangkan kearifan lokal tradisi Aceh di kalangan generasi muda.
Sementara pada penutupan acara Festival Pesona Pesisir Timur Aceh Tahun 2024, Sanggar Mutiara Pasai tampak memberikan penampilan tari Ratoeh Jaroe dengan Alfiya Rahmi, S.Pd sebagai koreografer.
Salah seorang penonton Nur Aisyah (23) merasa takjub melihat penampilan tarian tersebut secara langsung. Dirinya yang merupakan mahasiswa dari Sumatera Utara bangga bisa menyaksikan tarian Ratoeh Jaroe.
"Sangat memukau, saya sampai tidak berpaling kemana-mana dan saya mungkin ingin menyaksikan tarian ini lagi nantinya jika ada", ujarnya.
Meskipun acara penutupan ditemani dengan cuaca mendung, suasana tetap meriah di Lapangan Merdeka Kota Langsa.
Tari Ratoeh Jaroe, dengan gerakan dinamis dan penuh kebersamaan, menjadi salah satu sorotan di penghujung festival ini.
Tarian ini menggambarkan nilai-nilai budaya dan kebersamaan yang kuat dalam masyarakat Aceh. Sehingga hal tersebut menjadikannya elemen penting dalam pelestarian budaya di acara tersebut.