bulat.co.id -Seorang pelajar SMA Negeri 1 Kandangserang, Kabupaten Pekalongan menemukan uang tunai sebesar Rp 10 juta yang jatuh di jalan Desa Gayungwioro, Kecamatan Kandangserang. Uang yang terdiri dari dua bendel pecahan uang kertas Rp 50 ribu, berjumlah 200 lembar, jika dijumlahkan maka menjadi Rp 10 juta sebuah jumlah uang yang cukup besar bagi Khoirul Nisa, seorang pelajar dan bagi kita masyakarat kecil, yang mungkin tidak akan bisa mengumpulkan uang sebanyak itu dalam beberapa bulan bekerja.
Di jaman sekarang rasa- rasanya sulit dipercaya ada orang menemukan uang dengan jumlah yang lumayan besar, namun dikembalikan kepada pemiliknya.
Padahal Khoirul Nisa (17) menemukan uang di jalan desa, yang mungkin tidak ada CCTV di tempat dirinya menemukan uang tersebut, juga tidak ada orang yang melihat, atau mengetahui uang yang jatuh itu punya seseorang yang dikenalinya.
Ditambah lagi hari lebaran Idul Fitri sudah mendekati, daya beli masyarakat untuk kebutuhan hari raya meningkat, sehingga banyak orang yang memaksakan kehendak buat memenuhi kebutuhan suasana Idul Fitri, yang sebenarnya tidak perlu dipaksakan, sehingga hutangpun ditempuh banyak orang.
Kholifatul Nisa, seorang remaja 17 tahun, yang mungkin sama seperti kebanyakan anak remaja se- usianya, perlu biaya hidup untuk sekolah atau mungkin dengan uang 10 juta cukup bisa di gunakan untuk hura - hura, akan tetapi seorang Nisa yang menemukan uang senilai Rp.10 juta di kembalikan lewat kantor kepolisian sektor Kandang Serang, Pekalongan. Dirinya tahu bahwa uang itu bukan miliknya.
Kejadian itu sontak viral di media sosial, bahkan tak jarang orang yang tidak percaya dengan kejadian tersebut. "Masa nemu uang sebanyak itu di kembalikan?" tanya seseorang.
Pemerhati masalah sosial, Nurdin Iskak (58) ketika dihubungi timbulat.co.id di kediamannya Pemalang, Jawa Tengah, Sabtu (1/4/23) menuturkan, saat Kholifah Nisa menemukan uang dua bendel satu gepok yang isinya 10 juta rupiah, tak seorangpun melihat, yang tahu tentunya dirinya dengan TuhanNya, hingga dilaporkan dan diserahkan pada kantor Polsek.
Kenapa itu terjadi? menurut Nurdin karena adanya kekuatan hati yang terkoneksi dengan hati nurani yang menjadikan kesucian hati seorang Nisa, hingga muncul kekuatan dalam, yang menimbulkan sikap mental yang apik dan cantik yang di sebut INNERBIUTIFUL, artinya Kholifatul Nisa ini, telah melakukan tindakan yang seimbang antara EMOSIONAL QUISEN dan spritual quisen, pada saat penyerahan dua bendel uang sejumlah Rp.10.000.000,- secara langsung pada saat itu.
"Penyerahan uang tersebut merupakan tindakan yang cerdas intelektual quisen" tutur Nurdin Iskak.
Masih menurutnya, tindakan Nisa melengkapi gabungan antara emosional - quisen dan spritual -quisen serta spritual quisen dan intelektual quisen.
"Lalu apa yang mesti bisa kita tarik dari peristiwa tersebut? artinya tampilan kepribadian seorang Kholifatul Nisa, merupakan suritauladan bagi kita masyarakat, untuk selalu berbuat baik dimana dan kapan saja, karena Tuhan Yang Maha Esa selalu bersama kita" jelasnya.
Karakter dan tindakan cantik terus kita lakukan, dan itu dimulai dari diri kita, terlebih IBDABINAFSIK tidak usah menunggu orang lain, berbuat baik terlebih dahulu, baru kita akan mengikuti berbuat baik.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, hikmah dari peristiwa Kholifatul Nisa ini adalah pantulan kepribadian yang sesungguhnya, merupakan revolusi akhlak menuju masyarakat, yang penuh mendapatkan ampunan dari Allah.
*Baldatun toyibatun warrobun Ghofur* itulah yang akan di tuju masyakarat Indonesia, dengan gemah Ripah loh jinawi, " kalau saja satu desa ada seperti satu kholifatul Nisa lalu dikalikan ribuan desa di Indonesia dan itulah yang dikehendaki oleh para pengamal Pancasila dalam implementasinya," imbuhnya
.
